Tentang Kami

UNIK.EDU Plus adalah lembaga konsultan psikologi yang bergerak di bidang pendidikan yang berdiri pada tahun 2007. Integralitas pelayanan menjadi fokus kami, dimana tidak hanya individu dalam konteks anak didik saja. Melainkan juga para orang tua dan guru sebagai elemen penggerak dan sangat penting dalam kesuksesan sebuah pendidikan. Sehingga kami dapat memberikan pelayanan yang profesional, komprehensif dan akurat kepada pengguna jasa layanan kami. Misi utama Lembaga konsultan ini adalah mengoptimalkan aspek kognitif, afektif dan motorik anak usia dini, pelajar, mahasiswa, guru dan orang dewasa melalui pelayanan assesmen psikologik yang berorientasi pada ketepatan diagnostik dan penanganan, peningkatan keterampilan melalui kursus dan pelatihan serta memberikan pelayanan konseling psikologik.

BERANDA

Selasa, 29 Maret 2011

PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK SEJAK DINI

Oleh : Ulfa Mahmudah, M.Psi.
15 Juni 2010(Psikolog pada Konsultan Psikologi Pendidikan UNIK.EDU+)

Berdasarkan hasil wawancara terhadap orang tua yang memiliki anak berusia 8-12 tahun diketahui bahwa mereka mengetahui kewajibannya untuk memberikan pendidikan seksualitas pada anak sejak dini. Hambatan yang dirasakan para orang tua adalah minimnya pengetahuan dan terbatasnya informasi mengenai seksualitas, sehingga lebih banyak mengandalkan pengalaman sebelumnya. Selain itu, orang tua mengatakan bahwa mereka kurang terampil berkomunikasi dengan anak secara tepat sesuai dengan kondisinya.

Dalam hal ini, penulis bermaksud menginformasikan bahwa pendidikan seksualitas dapat diberikan sejak dini secara sederhana dan bertahap. Untuk itu kita pelu mengetahui tahap-tahap perkembangan seksualitas pada anak dan apa saja yang perlu dilakukan. Kriswanto (2006) membagi tahap-tahap perkembangan seksualitas anak dalam lima tahapan, yaitu :
1. Tahap balita (usia 0-5 tahun) : Memberikan Kenyamanan
2. Tahap anak (usia 6-9 tahun) : Belajar Bersosialisasi
3. Tahap pra remaja (usia 10-12 tahun) : Menyongsong Pubertas
4. Tahap remaja (usia 13-15 tahun) : Antisipasi Problem Pubertas
5. Tahap remaja akhir (16-18 tahun) : Kendalikan Perilaku

TAHAP BALITA (Usia 0-5 tahun) : Memberikan Kenyamanan

Pendidikan seksualitas usia 0-5 tahun ditujukan untuk membentuk konsep dan citra diri positif melalui pola interaksi, komunikasi, dan cara memperlakukan anak secara positif. Pada tahap ini anak diajarkan seksualitas melalui cara orang tua berinteraksi atau berkomunikasi dengan bayi dan balita. Pendidikan seksualitas dapat berproses bersamaan pada saat orang tua memperlakukan atau merawat bayi. Hal ini berlangsung hari demi hari sejak bayi lahir (usia 0 tahun) hingga ke tahap-tahap perkembangan berikutnya. Ketika anak sudah berusia di atas 1 tahun, orang tua dapat mengajak anak untuk mengenali bagian-bagian tubuhnya. Selain itu, anak dikenalkan dengan cara berpakaian yang baik, dibiasakan berpakaian yang nyaman, bersih, sesuai ukuran tubuh, serta kesesuaian pakaian dengan jenis kelamin. Sejalan dengan itu, anak juga dikenalkan dengan anatomi tubuh dan fungsinya secara lebih detail dan menanamkan pentingnya menjaga bagian tubuh tertentu terutama alat vital dari sentuhan orang lain.

TAHAP ANAK (usia 6-9 tahun) : Belajar Bersosialisasi

Pendidikan seksualitas usia 6-9 tahun ditujukan untuk memberikan dasar dan bekal yang memadai kepada anak, saat mereka mulai memasuki masa bersosialisasi dengan lingkungan di luar keluarga. Pada tahap ini anak mulai memasuki lingkungan yang lebih luas dibanding lingkup keluarga, yaitu sekolah. Pada rentang usia ini, daya serap, daya tangkap, dan daya eksplorasi anak terhadap diri maupun lingkungan meningkat pesat lagi. Oleh karenanya, orang tua perlu mendukung anak berani bertanya mengenai seksualitas untuk mendapatkan pemahaman yang benar sesuai dengan nilai-nilai dan norma keluarga yang dianut. Orang tua harus mulai belajar menyampaikan jawaban-jawaban yang bisa dimengerti anak-anak karena menjawab pertanyaan yang baik adalah bentuk dukungan dan perhatian terhadap dasar-dasar pemahaman seksualitas anak. Di samping itu, anak diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan organ seksual. Orang tua dapat menyinggung sedikit mengenai resiko jika seseorang kurang menjaga kebersihan organ seksual seperti penyakit kulit yang menyerang organ seksual.







_________________________________________________________________________________________________________
Artikel ini sepenuhnya milik UNIK.EDU PLUS, jika tertarik menyalinnya, mohon menghubungi terlebih dahulu  UNIK.EDU PLUS. Semoga dapat menyebarkan banyak Ilmu Kebaikan dengan jalan keberkahan. Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar