Tentang Kami

UNIK.EDU Plus adalah lembaga konsultan psikologi yang bergerak di bidang pendidikan yang berdiri pada tahun 2007. Integralitas pelayanan menjadi fokus kami, dimana tidak hanya individu dalam konteks anak didik saja. Melainkan juga para orang tua dan guru sebagai elemen penggerak dan sangat penting dalam kesuksesan sebuah pendidikan. Sehingga kami dapat memberikan pelayanan yang profesional, komprehensif dan akurat kepada pengguna jasa layanan kami. Misi utama Lembaga konsultan ini adalah mengoptimalkan aspek kognitif, afektif dan motorik anak usia dini, pelajar, mahasiswa, guru dan orang dewasa melalui pelayanan assesmen psikologik yang berorientasi pada ketepatan diagnostik dan penanganan, peningkatan keterampilan melalui kursus dan pelatihan serta memberikan pelayanan konseling psikologik.

BERANDA

Rabu, 25 Mei 2011

DETEKSI DYSLEXIA PADA ANAK



Oleh : Ulfa Mahmudah, M.Psi (Psikolog pada Konsultan Psikologi UNIK.EDUPLUS)




Dyslexia adalah gangguan membaca dan menulis akibat kelainan pada otak. Jika pada anak normal kemampuan membaca sudah muncul sejak usia enam atau tujuh tahun, tidak demikian halnya pada anak dyslexia. Sampai usia 12 tahun, anak dyslexia masih belum lancar membaca dan menulis. Bahkan sampai usia dewasa sekalipun masih mengalami gangguan keduanya. Biasanya gangguan ini berupa kesalahan eja yang dilakukan terus menerus secara konsisten. Seperti, kata “gajah” diucapkan menjadi “gagah”, atau kata “pelajaran” menjadi “perjalanan”. Dyslexia akan berakibat gangguan secara kualitas dan kuantitas pada bahasa. Kesulitan pada bahasa itu lebih pada tata tulis, cara ucap, dan atau sistem tata bahasanya.
Anak dyslexia akan mengalami kelemahan di satu area atau lebih pada aspek :
1.    Kesulitan proses phonological
Anak akan mengalami kesulitan mengaitkan antara huruf dan bunyi (phonics). Pada anak normal, kemampuan ini didapat dengan sendirinya, saat interaksi dengan huruf dan bunyi yang dihasilkan oleh lingkungan, namun pada anak dyslexia harus diajarkan khusus.
2.    Working memory
Anak dyslexia mempunyai kesulitan menyimpan informasi short term memory atau memori jangka pendek. Kesulitan ini menjadi dasar dari memori. Misalnya pada masalah berhitung, mengikuti instruksi lebih dari 2 tahap, pembelajaran bunyi dan kosakata.
3.    Kemampuan bahasa
Anak-anak dyslexia kesulitan dalam belajar bahasa kedua, seperti di Indonesia, kesulitan mempelajari bahasa Inggris, bahasa mandarin, dll. Dampak pada kesulitan ini menyebabkan anak dyslexia juga mengalami kesulitan pada menulis dan membaca pada bahasa kedua tersebut.

BENTUK KLINIS DYSLEXIA
Bentuk klinis dyslexia bisa ditemukan dalam aktivitas-aktivitas berikut ini :
1.    KESULITAN MEMBACA
Gangguan bisa muncul dalam kesulitan mengenal huruf, kesulitan menggunakan huruf, salah menggunakan huruf, dan bahkan sulit dalam kemampuan menuliskan huruf dan dibuat terbalik, misalnya b ditulis atau dibaca d, p ditulis atau dibaca q atau sebaliknya. Huruf lain yang sering terbalik adalah s, z, n, u. Kesulitan membaca rangkaian huruf tertentu, seperti “itu” ditulis atau dibaca “uti”, “gajah” dibaca atau ditulis “jagah”, “buku” dibaca “duku”, “bau” dibaca “buah”, “buta dibaca dengan “batu”.

2.    KESULITAN MENGEJA
Menulis kata atau huruf terbalik atau salah urutan. Misalnya huruf “b” ditulis “d” dan bila mengeja kata “plya” menjadi “paly”. Tertinggal huruf salah menulis. Misalnya saat mengeja kata “flower”, akan ditulis “fower” dan “went” akan ditulis “wen”. Anak dyslexia tidak dapat memahami hubungan antara huruf dan bunyi.

3.    KESULITAN DALAM MENULIS
Tulisan seperti cakar ayam, huruf-huruf yang ditulis tidak konsinsten dari proporsional tulisannya, tiada spasi satu kata dengan kata yang lain, tidak dapat menyalin dengan tepat dari papan tulis dan sering membuat kesalahan bila menulis dan bahkan menulis dengan amat perlahan. Saat didiktekan kata pagar, mungkin ditulis “papar”. Kesalahan tulis ini juga mencakup ketidakmampuan untuk membuat tulisan indah, sering tulisannya tidak terbaca.

4.    KESULITAN DALAM PERKATAAN
Kesulitan dalam perkataan biasanya disertai artikulasi suara, gagap, atau pembalikan konsep. Misalnya, kacau terhadap pemahaman konsep atas dengan bawah, depan dengan belakang, dan sebagainya. Kata-kata yang diucapkan kadang tidak jelas, kadang tidak dapat mencari kata yang sesuai untuk menerangkan apa yang ingin disampaikan, menyampaikan suatu hal atau menceritakan sesuatu kejadian dengan tidak berurut, kata-kata yang digunakan tidak tersusun dengan baik dan sering terbalik sehingga menyebabkan orang yang mendengarnya tidak memahami maksud yang sebenarnya.

DETEKSI ANAK DYSLEXIA
Berikut adalah daftar indikator anak dyslexia. Indikator ini ditujukan untuk konteks lingkungan yang berbeda, yaitu lingkungan sekolah/kelas, rumah dan lingkungan bermain.
Untuk usia  6-11 tahun :
·      Kesulitan pronounciation/pengucapan kata, kemungkinan terbalik, tersubtitusi/terganti bagian kata
·      Kesulitan mengikuti instruksi yang berurut
·      Anak mengalami kesulitan dengan bunyi kata
·      Tidak bisa membedakan kata dengan jelas, misal : menulis “pin” untuk “pen”
·      Kesulitan untuk memulai berpikir saat mengorganisasi tugas
·      Kesulitan dalam mengurutkan huruf menjadi kata
·      Kesulitan menyadari kata yang sudah dipelajari sebelumnya
·      Kesulitan membaca kata yang ditulis ke bawah
·      Mengeja kata dengan cara yang berbeda dan seringkali salah dan tidak mengetahui ajaan yang benar
·      Mempunyai pemahaman membaca yang buruk
·      Bisa menjawab soal secara verbal namun mengalami kesulitan menjawab secara tertulis

Untuk usia 12 tahun ke atas :
·      Kesulitan mengingat apa yang sudah dibacanya
·      Kesulitan berkonsentrasi saat membaca dan menulis
·      Saat menyampaikan informasi, tidak dapat membedakan mana informasi yang penting dan kurang penting
·      Kemampuan mengeja yang buruk, kadang terlompati ejaannya
·      Kesulitan mencatat secara akurat
·      Kesulitan dalam mengorganisasi dan menyelesaikan tugas tertulis
Untuk  semua umur :
·      Apakah terdapat anggota keluarga yang mempunyai kesulitan yang sama?
·      Apakah individu tersebut mempunyai kesulitan dalam mengikuti instruksi yang berurut?
·      Apakah individu tersebut kesulitan dalam belajar berbicara jelas?

Diambil dari Makalah “Deteksi dan Penanganan Anak Dyslexia Usia Sekolah”, oleh Tri Gunadi, OTR, yang disampaikan pada Seminar dan Workshop APSI, 24 Februari 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar