Tentang Kami

UNIK.EDU Plus adalah lembaga konsultan psikologi yang bergerak di bidang pendidikan yang berdiri pada tahun 2007. Integralitas pelayanan menjadi fokus kami, dimana tidak hanya individu dalam konteks anak didik saja. Melainkan juga para orang tua dan guru sebagai elemen penggerak dan sangat penting dalam kesuksesan sebuah pendidikan. Sehingga kami dapat memberikan pelayanan yang profesional, komprehensif dan akurat kepada pengguna jasa layanan kami. Misi utama Lembaga konsultan ini adalah mengoptimalkan aspek kognitif, afektif dan motorik anak usia dini, pelajar, mahasiswa, guru dan orang dewasa melalui pelayanan assesmen psikologik yang berorientasi pada ketepatan diagnostik dan penanganan, peningkatan keterampilan melalui kursus dan pelatihan serta memberikan pelayanan konseling psikologik.

BERANDA

Rabu, 30 Maret 2011

Menyiapkan Kematangan Emosi Remaja

Oleh Ani Khairani, M.Psi, Psikolog
Oktober 2010


Fase remaja merupakan fase yang penuh tantangan. Peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa menuntut kemampuan adaptasi yang baik. Pada saat usia remaja, anak mengalami perubahan fisik dan psikis yang akan berdampak pada proses kematangannya sebagai individu dan kemampuannya menghadapi masalah dalam kehidupan kelak. Karenanya, setiap anak perlu dipersiapkan dengan baik untuk menjalani fase tersebut.


Masa Puber
Setelah fase kanak-kanak, setiap manusia akan melewati masa remaja, atau biasa kita sebut masa pubertas. Para ahli psikologi perkembangan memiliki pendapat yang berbeda untuk waktu, ada yang mulai sengan usia 11 tahun ada yang 12 tahun, dsb, begitupun unutk akhir masa remaja ada yang 23 tahun, ada yang 21 tahun. Namun dapat ditarik kesimpulan bahwa masa puber biasanya dimulai dari usia 12 tahun sampai dengan kira-kira usia 21 tahun. Para psikolog membagi masa puber menjadi 3 bagian, yaitu
·         masa Puber awal, usia 12-14 tahun
·         masa puber pertengahan, usia 15-17 tahun
·         masa puber akhir. 18-21 tahun

Bagaimana cara orangtua mengenal masa puber yang dialami anaknya?. Mudah sekali mengidentifikasikan masa ini. Perubahan yang kentara pada masa puber inilah akan terjadi berbagai perubahan pada organ fisik.  Selain Fisik, perkembangan Psikis pun akan menyertai. Secara psikis, pada masa ini seorang individu, mengalami masa baligh, yang menandai kematangan organ-organ seksual.  Untuk laki-laki masa puber ini ditandai oleh telah keluarnya cairan sperma/air mani melalui mimpi, ciri khusus yang lain adalah tumbuhnya rambut-rambut di kemaluan, kumis, jenggot, rambut ketiak, dan perubahan suara. Sedangkan unutk perempuan ditandai dengan dimulainya periode pertama menstruasi/darah haid. Ciri khusus yang lain adalah perkembangan pada bagian dada, tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak, tulang pinggul dan dan bokong yang semakin lebar, perubahan suara. Namun tidak selalu sama pada setiap individu untuk awal  masa baligh yang dialaminya. Ada yang sudah muncul pada masa pubel awal atau bahkan pada masa puber akhir.


Mempersiapkan Anak menuju kehidupan Remaja
Hal yang penting disini adalah bagaimana  mempersiapkan anak dalam menghadapi lingkup kehidupan baru sebagai remaja



  • Siapkan Pengetahuan

Persiapkan pengetahuan dan pemahaman yang benar dan menyeluruh tentang apa perubahan yang akan terjadi baik secara fisik, psikologis, serta tuntutan perkembangan dan lingkungan.   Ketika anak-anak pada masa kanak-kanak akhir menjelang masuk ke masa puber awal, sekitar usia 7-10 tahun, sudah dimulai memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan.  Dimulai dari masa kanak-kanak, sudah ditanamkan rasa aman, agar kepribadiannya tumbuh dengan baik. Rasa aman ini hadir karena adanya rasa cinta, kasih sayang, lemah lembut, interaksi yang baik, penghargaan, sesuatu yang bisa membangkitkan kepercayaan diri, dan pemahaman positif.    



  • Siapkan Pemahaman dan Penerapan Nilai-Nilai Kebaikan
Penerapan nilai-nilai pada masa ini juga tak kalah penting. Nilai-nilai ini adalah bentuk kelanjutan dari nilai-nilai yang ditanamkan ketika masa kanak-kanak. Diantaranya:

  • membiasakan kebiasaan yang baik atau kita sebut akhlaq yang baik pada kegiatan sehari-hari seperti makan-minum, berjalan, etika terhadap teman sebaya, terhadap orang yang lebih tua, dan anak yang lebih muda.
  • Membiasakan mengerjakan ibadah dan menetapkan tujuan akhir dalam kehidupan yang fana ini
  •  Belajar mengendalikan keinginan/instink, motivasi dan emosi.
  • Membiasakan bertanggung jawab dan tahu konsekuensi apa yang yang harus ia jalani terhadap perbuatan yang ia lakukan

  • Siapkan Kemandirian dan Tanggung jawab

Pelatihan yang paling efektif adalah contoh yang baik dan pembiasaan yang diulang-ulang terutama selama masa rentang kehidupan kanak-kanak sebagai pondasi utama sampai remaja. Namun, memang disesuikan tingkat kesulitan yang mereka hadapi sesuai usianya, contoh anak kecil terbiasa membereskansendiri mainannya, kemudian naik level untuk membereskan sendiri kamarnya, naik level lagi bahwa diabertanggungjawab atas kebersihan dan kerapihan ruangan tertentu, dsb.
Contoh yang baik dan pembiasaan adalah bentuk konsistensi yang sangat penting untuk menjaga motivasinya berbuat kebaikan. Secara psikologis, anak yang sudah terbiasa dan ada contoh yang secara tidak langsung selalu mengkondisikan dan mengingatkannya, akan terinternalisasi dalam diri dan kesadarannya untuk terbiasa melakukan kebaikan. Selain itu, akan muncul motivasi yang tumbuh dalam dirinya yang menjadi kekuatan besar yang menjadi bagian dari dirinya.
Membiasakan dan memberi contoh tentang :
·         resiko sebuah perbuatan contoh, jika tidak berhati-hati menggunakan pisau akan teriris,
·         konsekuensi positif dan negatif contoh jika ia berhasil pada suatu target tertentu ia akan mendapatkan keinginannya yang sudah disepakati sebelumnya, dan jika ia melanggar aturan aklaq yang baik ketika bertamu maka ia mendapatkan konsekuensi negatif berupa hukuman yang sudah disepakati sebelumnya,
·         dampak perilaku yang ia tampilkan dan sebab akibat perbuatan contoh jika ia teriak-teriak maka akan berdampak mengganggu tetangga, mengganggu orang-orang sekitarnya, dsb
·         Tuntutan sosial, kebiasaan baik, contoh akhlaq mulia dari Rosulullah saw dan sahabat, tentang kewajiban-kewajiban.   



  • Siapkan Kematangan Emosi.
Allah Swt  telah memberikan karunia emosi dan naluri dasar pada manusia dan hewan untuk melakukan tugas penting dalam kehidupan. Tugas penting ini adalah membantu manusia melakukan penyesuaian dan adaptasi diri untuk menjaga eksistensi dan memelihara regenerasi spesies.  Macam-macam Emosi yang  ada dalam diri manusia adalah rasa Cinta, takut, sedih, marah, dengki, cemburu, dan malu.

Emosi dapat bermanfaat bagi manusia jika kadarnya masih dalam taraf wajar dan kalau ditampilkan pada situasi dan saat yang tepat. Namun jika berlebihan berbagai masalah mulai dari fisik bahkan psikologis yang muncul. Oleh karena itu, emosi perlu dikendalikan.

Pengendalian ini yang perlu dibiasakan semenjak kecil. Jika seorang anak menampilkan emosi berlebihan maka segera diambil tindaan caranya, dengan menenangkan, memberikan pengertian dan penjelasan untuk menambah pemahaman berupa akibat dan dampak serta resiko yang ia akan dapatkan jika emosi tersebut secara berlebihan ia tampilkan.



Emosi Remaja
Stabilitas emosi remaja pada tahap puber awal sampai pertengahan memang masih dalam tahap pematangan. Prinsip-prinsip pengendalian tetap perlu dibiasakan, caranya  dengan:

  • Memulai dari awal untuk menumbuhkan rasa aman sehingga akan terbangun konsep diri yang positif terutama di hadirkan oleh orangtua dan saudara-saudara kandungnya. Dukungan ini akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki seluruh keadaan. 
  •  Mengembalikan pada rasionalitas, agar ia dapat berpikir jernih setiap menghadapi permasalahan dengan berdiskusi dan tukar pikiran perlu seringkali dilakukan.
  •  Membimbingnya belajar untuk dapat memahami terlebih dahulu kondisi dan situasi sekitar, dan terutama berbagai sudut pandang orang lain yang berbeda-beda akan mengasah rasa empatinya.
  •  Memilih dan memilah semua perasaan yang ada, karena terkadang remaja mencampur aduk seluruh rasa dan pengalamanyangmembuatnya frustasi, sehingga fungsi mencari solusi tidak berjalan.
  •  Membiasakannya belajar untuk berorientasi pada solusi bukan pada masalah yang dialami. Hal ini pun akan menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah dan pikiran positif dan sikap optimis.  Dengan pertanyaan coba menggulirkan pertanyaan. Apa yang bisa dilakukan dengan situasi ini?, apa pertimbangan baik buruknya? bagaimana caranya melakukan ini-itu?  Apa yang terbaik dari seluruh situasi buruk ini?, apa resiko baik buruknya?
Emosi tidak Sehat
Bentuk penyimpangan emosi/emosi yang tidak sehat pada remaja dan cara mengenalinya. Emosinya yang  berlebihan merupakan awal dari penyimpangan emosi pada setiap manusia. Kecintaan luar biasa terhadap sesuatu, kecemasan berlebihan, kebencian yang terlalu, ketakutan yang sangat. Masing-masing memiliki reaksi yang berbeda dan mudah dikenali.




Tips menumbuhkan emosi yang matang pada remaja:

  • Komunikasi yang empatik dua arah dalam bentuk diskusi harus selalu dilakukan
  •  Terbiasa untuk mengungkapkan perasaan dan bertukar pikiran, mulailah dulu dari orangtua yang “curhat’ pada anaknya
  •  Jadilah sahabatnya bukan figur otoritas yang ditakuti.
  • Kenali temannya, bahwa teman anak kita adalah teman kita juga.
  • Ketahui dan jika bisa ikut terlibat dalam aktivitasnya.
  • Terlibatlah dalam memberikan pertimbangan ketika ia akan memutuskan sesuatu
  • Jangan membandingkan jaman nya dengan jaman kita dahulu
  • berilah penghargaan dan hargai pendapatnya bahkan mintalah pendapatnya terhadap apa yang perlu diputuskan oleh orangtua.
  • Jika ingin meluruskan pandangannya, lakukan pada saat ia telah puas mengungkapkan pendapatnya, dan menanyakan pendapat kita.
  • Jangan menyalahkannya, cobalah selalu menangkap dulu perasaannya.
  • berilah kisah-kisah teladan Rosulullah dan sahabat tentang,dan selalu bersama-sama mengajak dan melakukan keteladanan tersebut dilingkungan keluarga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar