Oleh : Ulfa Mahmudah,M.Psi.
(Psikolog Pada Konsultan Psikologi Pendidikan UNIK.EDU PLUS)
Indera penglihatan merupakan salah satu indera yang fungsinya terganggu akibat seorang anak menyandang sindrom autisma. Bentuk ganggunan yang sering ditemukan pada fungsi indera penglihat anak autisma adalah kesulitan kontak mata, keterbatasan fokus mata terhadap benda-benda tertentu.
Tidak adanya kontak mata dari anak autisma membuatnya sulit memfokuskan diri dalam mengamati benda sehingga timbul rasa depresi jika ia dihadapkan pada objek-objek yang masih asing. Itulah alasan mengapa anak autisma sulit melakukan kontak mata atau memfokuskan pandangannya terhadap suatu objek, bahkan sulit pula membandingkan benda yang sedikit memiliki persamaan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua atau guru untuk menstimulasi indera penglihatan anak autisma :
1. Bimbing anak untuk menggembukan kedua pipinya, lalu membelalakkan matanya secara berulang-ulang.
2. Ajak anak untuk bermain cilukba atau bermain dengan cara membuka dan menutup kedua mata dengan telapak tangan secara berulang-ulang.
3. Bimbing anak untuk merangkak melewati terowongan tiruan yang dindingnya memiliki beragam warna secara berulang-ulang.
4. Ajak anak untuk membuat gelembung udara dengan berbagai ukuran dari air sabun.
5. Ajak dan temani anak bermain petak umpet.
6. Ajarkan dan praktikkan kepada anak tentang penggunaan sun glasses atau kacamata hitam untuk melindungi mata dari sinar matahari.
7. Ajak dan temani anak bercermin atau melihat muka anak dan dirinya sendiri dalam cermin untuk beberapa saat sesuai mood anak. Untuk beberapa lama, berikan kesempatan padanya untuk melakukan apa saja yang ia mau di depan cermin.
8. Ajak dan temani anak bermain gasing, yaitu mainan kayu berpasak paku yang dapat diputarkan dengan bantuan seutas tali.
9. Ajak anak untuk mengamati proses perputaran bola beraneka warna. Latih ia untuk mengekspresikan berbagai bahasa tubuh dan raut wajah.
10.Ajarkan anak tentang penggunaan lup atau kaca pembesar untuk melihat serangga dan objek kecil lainnya.
11. Nyalakan sebuah lampu senter lalu arahkan ke salah satu benda yang ada di dalam rumah lalu arahkan ke salah satu benda yang ada di dalam rumah lalu bujuk anak untuk terus-menerus memandangi benda atau objek yang terkena pancaran cahaya lampu senter tersebut.
12. Bawakan sebuah benda ke hadapan anak, lalu perlihatkan kepadanya. Bimbing dan ajarkan ia untuk menyentuh dan meraba sudut-sudut serta tepi-tepi benda tersebut sambil menjelaskan mengenai perbedaan antara sudut dan tepi sebuah benda.
13. Ajarkan dan perlihatkan kepada anak tentang perbedaan intensitas cahaya dalam ruangan yang gelap dan ruangan yang terang serta perbedaan intensitas cahaya pada siang dan malam hari. Lakukan dengan penuh kesabaran agar anak tidak merasa jenuh.
14.Ambil sebuah lampu senter kecil lalu nyalakan dan gerak-gerakkan. Kemudian mintalah kepada anak untuk memperhatikan arah datang dan perginya cahaya yang bergerak-gerak tadi ketika mengenai sebuah benda. Usahakan agar anak dapat memusatkan perhatiannya.
15. Ajak anak untuk masuk ke dalam kamar. Lau padaman lampu dan nyalakan kembali setelah beberapa lama. Lakukan sekitar 4-5 menit dan usahakan agar anak tidak merasa takut lalu berteriak histeris atau bertindak agresif.
16. Siapkan lampu warna-warni di atas permukaan sebuah papan dan buat aliran listriknya paralel. Lalu peragakan kerja lampu tersebut kepada anak dengan cara mematikan dan menyalakan lampu-lampu tersebut secara bersamaan kemudian nyalakan dan matikan lampu-lampu tersebut secara bergantian.
Sumber : Wijayakusuma, Prof. H M Hembing. 2004. Psikoterapi untuk anak autisma. Jakarta, Pustaka Populer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar