Tentang Kami

UNIK.EDU Plus adalah lembaga konsultan psikologi yang bergerak di bidang pendidikan yang berdiri pada tahun 2007. Integralitas pelayanan menjadi fokus kami, dimana tidak hanya individu dalam konteks anak didik saja. Melainkan juga para orang tua dan guru sebagai elemen penggerak dan sangat penting dalam kesuksesan sebuah pendidikan. Sehingga kami dapat memberikan pelayanan yang profesional, komprehensif dan akurat kepada pengguna jasa layanan kami. Misi utama Lembaga konsultan ini adalah mengoptimalkan aspek kognitif, afektif dan motorik anak usia dini, pelajar, mahasiswa, guru dan orang dewasa melalui pelayanan assesmen psikologik yang berorientasi pada ketepatan diagnostik dan penanganan, peningkatan keterampilan melalui kursus dan pelatihan serta memberikan pelayanan konseling psikologik.

BERANDA

Senin, 30 Januari 2012

TIPS PSIKOTERAPI ANAK AUTISMA UNTUK INDERA PENGLIHATAN


Oleh : Ulfa Mahmudah,M.Psi.
(Psikolog Pada Konsultan Psikologi Pendidikan UNIK.EDU PLUS)

Indera penglihatan merupakan salah satu indera yang fungsinya terganggu akibat  seorang anak menyandang sindrom autisma. Bentuk ganggunan yang sering ditemukan pada fungsi indera penglihat anak autisma adalah kesulitan kontak mata, keterbatasan fokus mata terhadap benda-benda tertentu.

Tidak adanya kontak mata dari anak autisma membuatnya sulit memfokuskan diri dalam mengamati benda sehingga timbul rasa depresi jika ia dihadapkan pada objek-objek yang masih asing. Itulah alasan mengapa anak autisma sulit melakukan kontak mata atau memfokuskan pandangannya terhadap suatu objek, bahkan sulit pula membandingkan benda yang sedikit memiliki persamaan.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua atau guru untuk menstimulasi indera penglihatan anak autisma :

1.     Bimbing anak untuk menggembukan kedua pipinya, lalu membelalakkan matanya secara berulang-ulang.
2.    Ajak anak untuk bermain cilukba atau bermain dengan cara membuka dan menutup kedua mata dengan telapak tangan secara berulang-ulang.
3.    Bimbing anak untuk merangkak melewati terowongan tiruan yang dindingnya memiliki beragam warna secara berulang-ulang.
4.   Ajak anak untuk membuat gelembung udara dengan berbagai ukuran dari air sabun.
5.    Ajak dan temani anak bermain petak umpet.
6.   Ajarkan dan praktikkan kepada anak tentang penggunaan sun glasses atau kacamata hitam untuk melindungi mata dari sinar matahari.
7.    Ajak dan temani anak bercermin atau melihat muka anak dan dirinya sendiri dalam cermin untuk beberapa saat sesuai mood anak. Untuk beberapa lama, berikan kesempatan padanya untuk melakukan apa saja yang ia mau di depan cermin.
8.   Ajak dan temani anak bermain gasing, yaitu mainan kayu berpasak paku yang dapat diputarkan dengan bantuan seutas tali.
9.   Ajak anak untuk mengamati proses perputaran bola beraneka warna. Latih ia untuk mengekspresikan berbagai bahasa tubuh dan raut wajah.
10.Ajarkan anak tentang penggunaan lup atau kaca pembesar untuk melihat serangga dan objek kecil lainnya.
11.  Nyalakan sebuah lampu senter lalu arahkan ke salah satu benda yang ada di dalam rumah lalu arahkan ke salah satu benda yang ada di dalam rumah lalu bujuk anak untuk terus-menerus memandangi benda atau objek yang terkena pancaran cahaya lampu senter tersebut.
12. Bawakan sebuah benda ke hadapan anak, lalu perlihatkan kepadanya. Bimbing dan ajarkan ia untuk menyentuh dan meraba sudut-sudut serta tepi-tepi benda tersebut sambil menjelaskan mengenai perbedaan antara sudut dan tepi sebuah benda.
13. Ajarkan dan perlihatkan kepada anak tentang perbedaan intensitas cahaya dalam ruangan yang gelap dan ruangan yang terang serta perbedaan intensitas cahaya pada siang dan malam hari. Lakukan dengan penuh kesabaran agar anak tidak merasa jenuh.
14.Ambil sebuah lampu senter kecil lalu nyalakan dan gerak-gerakkan. Kemudian mintalah kepada anak untuk memperhatikan arah datang dan perginya cahaya yang bergerak-gerak tadi ketika mengenai sebuah benda. Usahakan agar anak dapat memusatkan perhatiannya.
15.  Ajak anak untuk masuk ke dalam kamar. Lau padaman lampu dan nyalakan kembali setelah beberapa lama. Lakukan sekitar 4-5 menit dan usahakan agar anak tidak merasa takut lalu berteriak histeris atau bertindak agresif.
16. Siapkan lampu warna-warni di atas permukaan sebuah papan dan buat aliran listriknya paralel. Lalu peragakan kerja lampu tersebut kepada anak dengan cara mematikan dan menyalakan lampu-lampu tersebut secara bersamaan kemudian nyalakan dan matikan lampu-lampu tersebut secara bergantian.

Sumber : Wijayakusuma, Prof. H M Hembing. 2004. Psikoterapi untuk anak autisma. Jakarta, Pustaka Populer

MENGENAL ANAK AUTISMA


Oleh : Ulfa Mahmudah, M.Psi
(Psikolog Pada Konsultan Psikologi Pendidikan UNIK.EDU PLUS)


Pengertian Autisma

Autisma, sebuah sindrom gangguan perkembangan sistem saraf pusat yang ditemukan pada sejumlah anak ketika masa kanak-kanak hingga masa sesudahnya. Sindrom tersebut membuat anak-anak yang menyandangnya tidak mampu menjalin hubungan sosial secara normal bahkan tidak mampu untuk menjalin komunikasi dua arah.
Varian simptom yang dimiliki setiap anak dengan sindrom autisma berbeda-beda. Ada varian simptom yang ringan dan ada juga yang berat. Secara umum dapat dispesifikan ke dalam tiga hal yang mencakup kondisi mental, kemampuan berbahasa serta usia anak.
Sebagai sindrom, autisma dapat disandang oleh seluruh anak dari berbagai tingkat sosial dan kultur. Hasil survei yang diambil dari beberapa negara menunjukkan bahwa 2-4 anak per 10.000 anak berpeluang menyandang autisma dengan rasio perbandingan 3:1 untuk anak laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain, anak laki-laki lebih rentan menyandang sindrom autisma dibandingkan anak perempuan.

Simptom perilaku autisma

Simptom gangguan perilaku yang diperlihatkan oleh sebagian besar anak autisma berupa rasa gelisah, menyakiti diri sendiri, hiperaktif, hingga kesulitan dalam mengendalikan keinginan buang air. Adapun gangguan umum yang kerap dihadapi orang tua adalah reaksi emosional yang sangat buru. Dalam banyak hal, reaksi emosional ini berdampak pada tampilan perilaku anak autisma yang cenderung merusak terhadap benda-benda di sekitarnya. Sehingga sebagian orang tua beranggapan bahwa anak autisma identik dengan perilaku hiperaktif, agresif, stimulasi dini dan tantrum.
Simptom autisma pada setiap anak dapat berbeda-beda. Simptom paling umum mencakup perilaku agresif, hiperaktif, tantrum, gangguan pencernaan, gangguan detoksifikasi, gangguan imunitas, gangguan neurobiologis dan neurofisiologis. Variatifnya gejala autisma antar anak tersebut menjadikan setiap anak perlu diagnosa khusus yang ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium.

Terapi autisma

Beberapa implementasi penyembuhan tersebut bukan hanya bersifat psikis, tetapi juga fisik, mental, emosional, hingga fisiologis. Terapi penyembuhan yang diterapkan pun dilakukan dengna berbagai varian teknik, diantaranya teknik belajar dan bermain yang dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Inti dari sejumlah terapi tersebut dimaksudkan untuk mengeleminir berbagai simptom yang diperlihatkan anak autisma yang disesuaikan dengan tingkatan sindrom yang disandang anak. Yang terpenting, terapi yang diberikan kepada anak autisma hendaknya tetap melibatkan peran serta orang tua secara aktif. Tujuannya agar setiap orang tua merasa memiliki andil atas kemajuan yang dicapai oleh anak autisma dalam setiap fase terapi. Dengan demikian, akan terbentuk ikatan emosional yang lebih kuat antara orang tua dengan anak autismanya sehingga akan mendukung perkembangan emosional dan mental anak menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Sumber : Wijayakusuma, Prof. H M Hembing. 2004. Psikoterapi untuk anak autisma. Jakarta, Pustaka Populer

MENGENAL ANAK AUTISMA

Sabtu, 28 Januari 2012

Bagaimana kita Harus Belajar

Oleh Ani Khairani, M.Psi, Psikolog
Desember 2011

Belajar adalah bagian dari proses kehidupan manusia. Al Alaq 1-5 adalah ayat pertama yang turun kepada Rosulullah Saw. Ayat ini berisi perintah membaca, menulis dan juga belajar. Allah Swt telah memberikan manusia sifat fitrah dalam dirinya untuk bisa belajar dan menggapai berbagai macam imu pengetahuan dan keterampilan hingga dapat menambah kemampuannya untuk mengemban amanat kehidupan di muka bumi ini, Dengan belajar pula manusia dapat meningkatkan kemampuan dan kepandaiannya untuk mencapai derajat manusia sempurna yang menjadi tujuan hidupnya.
Hal yang menjadi penting disini adalah hasil dari belajarnya seorang manusia untuk mencapai tujuannya. Muncul dalam perilaku dan perbuatan yang mencerminkan ilmu pengetahuan dan pemahamannya akan sesuatu. Hal ini yang menjadi bekal dan arahan untuk menjalankan kehidupan dan amanahnya sebagai khalifah di bumi ini. Dengan ilmu pengetahuan ini pun manusia diangkat Allah dengan derajat ketinggiannya. Sesungguhnya Allah meningkatkan derajat orang-orang yang mau belajar.
Banyak hal yang dapat menghambat belajar, sehingga terkesan belajar adalah sesuatu yang berat dan belajar adalah hal yang tidak menyenangkan, atau bahkan merasa tertekan ketika harus belajar. Bukankah seharusnya belajar adalah sesuatu yang menyenangkan? Bagaimana agar belajar menjadi suatu kebutuhan dan merasa nyaman dengan belajar?Ketika dihadapkan dengan pertanyaan ini, akan timbul beberapa ide, yang sebenarnya alasan mengapa kita enggan belajar. Hambatan belajar yang mengakibatkan belajar adalah sesuatu yang berat boleh jadi berasal dari diri si pembelajar, hambatan ini kemudian disebut sebagai hambatan internal. Dan boleh jadi, hambatan belajar yang mengakibatkan belajar adalah sesuatu yang berat berasal dari lingkungan tempat si pembelajar atau dari luar diri si pembelajar, hal ini kemudian disebut sebagai hambatan eksternal.
Proses belajar bisa berjalan sempurna dengan menerapkan metode belajar yang tepat. Setidaknya, kita dapat mempelajari empat metode belajar yang diisyaratkan dalam riwayat hadist Rosulullah Saw. Keempat metode belajar yang dimaksud adalah metode: Modelling, metode trial and error, metode conditioning dan metode berpikir
Proses belajar akan berjalan efektif dan optimal jika beberapa prinsipnya diterapkan dengan benar. Permasalahan yang terjadi bahwa tidak jarang proses pembelajaran berjalan lambat, bahkan tidak mencapai hasil yang baik. Hal ini dapat disesbabkan oleh tidak diterapkannya prinsip-prinsip belajar yang baik. Sejauh ini para psikolog sangat perhatian dan detail mengkaji masalah aktivitas belajar melalui metode eksperimen dan mereka pun berhasil menemukan batasan-batasan yang tegas untuk prinsip-prinsip belajar. Namun jauh sebelum para psikolog membahasnya, semenjak 14 abad yang lalu AlQuranul Karim seringkali mempraktekan prinsip-prinsip ini untuk meluruskan kembali perilaku manusia, mendidik jiwa dan membangun kepribadian mereka. Bahkan Rosulullah Saw, telah mengaplikasikannya dalam mendidik jiwa, meluruskan perilaku dan membangun kepribadian para sahabatnya. Beliau telah menerapkan prinsip-prinsip  belajar dalam menyiarkan dakwah islam kepada ummat manusia. Prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: motivasi, reinforcement positif, Repetisi, Bertahap, Konsentrasi, Partisipasi Aktif dan Praktek
Para pendidik muslim generasi awal telah mempraktekan arahan yang diberikan oleh nabi. Mereka berwasiat agar pujian dan pemberian motivasi senantiasa diterapkan dalam proses mendidik. Mereka melarang hukuman yang berbentuk fisik, kalaupun harus memberian hukuman dalam kondisi-kondisi tertentu dilakukan tidak sampai mengakibatkan trauma pada perasaan.
Repetisi sangat penting untuk menanamkan kebiasaan. Ketika sebuah pengetahuan atau keterampilan diulang berkali-kali maka akan bertambah mahir dan terbiasa. Ia akan mampu menguasai pengetahuan atau secara reflek mendemonstrasikan kemahirannya.
Nabi Saw memberikan ajaran islam yang begitu ringan kepada para pemula. Beliau hanya memberikan kewajiban pokok dalam Islam agar keimanan mereka kuat terlebih dahulu di dalam hati. Jika keimanan telah tertanam kuat dalam hati mereka, maka dengan sendirinya mereka akan memiliki keinginan kuat untuk melakukan amalan-amalan sunnah lainnya.
Tugas para pendidik sebelum melakukan pengajaran adalah berupaya untuk membangkitkan konsentrasi. Cara yang telah Rosulullah contohkan dalam membangkitkan konsntrasi adalah sebagai berikut:
a.       Memberikan contoh fakta yang bermakna
b.      Mengajukan pertanyaan
c.       Menggunakan perumpamaan
d.      Menggunakan gambar peraga
Islam sangat memperhatikan metode partisipasi aktif. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Al Quran memerintahkan manusia untuk belajar akhlaq yang baik dan perilaku terpuji dengan cara melatih mereka untuk menunaikan semua ibadah yang diwajibkan kepada mereka. Islam pun menyerukan kaum muslimin untuk selalu beramal sholeh. Sesungguhnya keimanan yang sesungguhnya tampak dari perilaku seseorang juga amalnya
Belajar akan menampakkan hasilnya jika kita menerapkan metode dan melaksanakan prinsip-prinsip belajar yang benar. Hasil belajar yang  berhasil akan tampak pada internalisasi pengetahuan dan nilai-nilai kebaikan yang kelak akan secara spontan keluar dalam prilaku sehari-hari. Nilai-nilai dan pemahaman yang baik ini akan tampak dalam karakter dan akhlaq yang sangat sempurna karena dilandasi pada keimanan kepada Allah swt. Sehingga tujuan hidup manusia untuk menjadi khalifah dibumi ini akan terealisasi.
Pola pemikiran ini  dapat dijadikan dasar dalam merumuskan sebuah 'kurikulum' untuk orangtua di rumah.  Pendidikan di rumah sangat penting. Anak adalah  merupakan amanah ”berat” yang dititipkan Allah kepada orang tuanya, terlebih lagi di tengah-tengah merosotnya nilai-nilai etika, moral dan gencarnya serangan permisifisme (budaya serba  oleh) melalui media elektronik, tanggungjawab orang tua menjadi kian berat anak memang anugerah, bahkan di dalam al-Qur’an dikatakan sebagai persiapan hidup, ”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia...” (QS. Al-Kahfi : 46)
 Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca al-Qur’an (HR. Ath-Thabrani). Tiga hal yang diperintahkan Nabi untuk diajarkan kepada anak-anak kita terkait dengan puncak dan asas berbagai kecerdasan pada anak kita. Bisa jadi sebagian orang menyebut kecerdasan ini dengan kecerdasan spritual atau kecerdasan relijius.  Karena memperkenalkan pribadi Nabi Muhammad saw sejak dini akan menjadi pondasi penting pembangunan akhlak Islam pada anak-anak. Jadikanlah sosok Nabi itu hidup dalam benak mereka dan sangat mereka cintai. Tak ada pribadi yang lebih indah budi pekertinya
daripada Nabi Muhammad. Dan engkau (Muhammad) sunggu berakhklaq mulia
(QS; al Kalam:4).  Dengan menghadirkan pribadi Nabi dalam keseharian anak-anak, mereka akan lebih mudah melaksanakan akhlaq Isalami, sebab ada sosok yang menjadi panutan dihadapan mereka. Menghadirkan sosok Nabi misalnya dapat dilakukan dengan mengisahkan betapa beliau pribadi yang penyayang kepada sesama manusia, betapa beliau amat penyantun, betapa beliau pemberani dalam membela kebenaran, betapa beliau taat kepada Allah dengan tekun beribadah dll. Teladani keluarga Nabi, Keluarga Nabi adalah istri dan anak-anak beliau dan juga menantu
beliau yang shalih. Mereka pulalah orang-orang yang paling mencintai Nabi dan berusaha melanjutkan perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam. Kisah tentang mereka pun akan menjadi inspirasi sangat berharga bagi anak-anak kita dalam meneladani Nabi. Mungkin kita mesti banyak menggali bagaimana Nabi ikut serta mendidik Hasan dan Husein, cucu beliau, yang bahkan kerap beliau anggap sebagai anak-anaknya sendiri.